Manfaat Madu

 Manfaat Madu

Dalam madu terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Petunjuk ilmiah ini sebenarnya telah 15 abad yang lalu Allah SWT kisahkan dalam Al-Quran, surat An Nahl ayat 68-69.

“ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; “ buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan ditempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi orang yang memikirkan”


Madu mengandung glukosa (dekstrosa) dan fruktosa (levulosa) dalam jumlah yang tinggi. Menurut Winarno (1982), kadar dekstrosa dan levulosa yang tinggi mudah diserap oleh usus bersama zat-zat organic lain, sehingga dapat bertindak sebagai stimulant bagi pencernaan dan memperbaiki nafsu makan. Selain itu, madu juga memiliki sifat antimkiroba. Berdasarkan hasil peneliti Komara (2002), madu memiliki aktivitas senyawa antibakteri terutama pada baktero Gram (+), yakni bakteri S, Aureus, B. cereus.

Sejak dahulu madu sudah banyak diginakan oleh para ahli kedokteran untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang berhasil disembuhkan antara lain : luka (pasca pembedahan, dibuktikan oleh ahli bedah Rusia Y. Krintsky), Penyakit saluran pernapasan bagian atas, flu, penyakit paru (TBC pulmonary), penyakit jantung (Avicena” bapak kedokteran” berpendapat bahwa madu adalah obat penyakit jantung yang manjur), penyakit perut dan usus, penyakit hati, penyakit syaraf dan penyakit kulit. Menutu Winarno (1982), berabad-abad lamanya madutelah digunakan untuk pengobatan penyakit jantung. Otot jantung bekerja tanpa istirahat Karen aitu memerlukan desktrosa sebagai sumber energi untuk menggantikan energi yang hilang .

Madu memiliki komponen kimia yang memiliki efek koligemik yakni asetilkolin. Asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurango tekanan darah. Gula yang terdapat dalam madu akan terserap langsung oleh darah sehingga menghasilkan energi secara cepat bila dibandingkan dengan gula biasa.

sebagai saleb antiseptik untuk mengobati luka oleh bangsa Yunani, Romawi, Assyria, dan Cina kuno, bangsa Jerman pun memakainya ketika Perang Dunia II. Madu dipakai karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

Madu merupakan suplemen makanan yang baik

Madu mencegah terjadinya peragian dalam saluran pencernaan dan kandungan gizinya cepat diserap tubuh

Madu mengandung elemen-elemen penting untuk membentuk darah baru

Madu memiliki efek laksatif sehingga mencegah rasa mual

Madu bertindak sebagai sedaktif sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak

Di dalam tubuh, madu dimetabolisir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar snotonin (suatu senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak yang menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur

Madu tidak perlu dicerna terlebih dahulu dalam tubuh manusia karena sudah lebih dulu dicerna dalam pencernaan lebah ketika masih berupa nektar

Madu mencegah pertumbuhan mikroba seperti salmonella, shigela, S.Coli, dan V. chlolrerae yang meyebabkan diare. Dalam percobaan madu sebagai antibiotika, kadar gulanya dihilangkan. Ternyata madu tanpa gula sama efektifnya seperti streptomisin, sehingga masih dapat mematikan bakteri.

Walaupun sejak abad ke-19 peranan madu sebagai pemanis telah tergeser gula yang terbuat dari tebu dan bit, sampai sekarang madu masih dimanfaatkan orang untuk berbagai pembuatan kue, es krim, dan pudding. Madu juga dapat dipakai untuk pengoles roti. Madu bersifat mengikat molekul air. Kue yang diberi madu sebelum dipanggang tak akan mengering dan mengeras.

Selain mengandung gula, madu juga mengadung garam mineral, protein, lemak dan vitamin (A, B dan C). Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Kimia Bogor dan Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam 100 gram madu terdapat 294 kalori. 9,5 gram karbohidrat, 24 gram air, 16 mgram fosfor, 5 mg kalsium, 4 mg vitamin C. Jumlah kalori madu itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan daging kambing (100 gram mengandung 206 kalori) dan daging kornet (100 gram mengandung 241 kalori). (Sarwono, 2001)


No comments:

Post a Comment